Jumat, 29 Agustus 2008

Pojok Pranotocoro

Oleh Ani Wahyu Indarasati
email: ani_wi@ymail.com


SUGENG TINDAK BAPA

(disampaikan pada saat pisah kenang Kepala Sekolah)


Yogene ora langgeng mangkene,
Segara lan angin kang nguntapake
baita kita,
Nalika warta tindak panjenengan,
NDak tampa tanpa panyangka.

Tindakmu pancen sumedhot ing pangrasa,
Senadyan ora adoh saka pandhulu,
Nanging tansah nuwuhake rasa kapang ing dada,
Mula ndak suwun, aja ana tumetesing waspa.

Sugeng tindak bapa,
Paringmu sesanthi bakal ndak rukti permadi,
“Makarya bebarengan lan bebarengan makarya”
Tansah manjing lestari widada.

Paringo agunging pangaksama, Bapa...
Dina iki aku ora bisa atur pisungsun apa-apa,
Ya mung, maewu puja pudyastuti rahayu,
Winengku sakabehing suka lan bagya,

Sugeng tindak, Bapa...
Tansah mesema sing sumringah,
Kareben dina-dina kang bakal katiti,
Katon tansah endah.

Kamis, 14 Agustus 2008

Menelusuri Akar Masalah Teks dan Mata Pelajaran Sejarah

Oleh : Drs. Yani Santoso
email: yanisantoso@ymail.com

Peminat Sejarah dan Guru SD Setia Budhi Gresik
Jumat, 15 Agustus 2008

Lahirnya tulisan ini merupakan keinginan penulis untuk silaturahmi dan saling mengisi informasi melalui tulisan dan menjadikan Forum Komunikasi Alumni Sejarah 1984,benar – benar sebagai wahana informasi komunikasi dan dedikasi mengingat anggota forum komunikasi ini sebagian besar anggotanya adalah guru sejarah bahkan ada pula yang dosen sejarah .Agar setiap anggota bisa berdiskusi lewat dunia maya tentang hal-hal yang tidak diketahui dalam mata pelajaran sejarah yang sekarang ini banyak menjadi perdebatan .
Perdebatan – perdebatan seputar masalah – masalah buku teks sejarah , kurikulum maupun materi esensial sejarah khususnya seputar G 30 S / PKI ( G 30 S ) sering menghiasi halaman media massa maupun buku – buku terbitan baru yang memuat pandangan masing – masing sejarawan .
Perbedaan pandangan di kalangan sejarawan Indonesia bukanlah sesuatu yang harus diributkan melainkan merupakan kekayaan yang akan sangat berharga bagi kemajuan historiografi Indonesia jika perbedaan itu mampu dikelola dengan jujur berdasarkan sikap saling menghargai , kaedah yang berlaku umum secara ilmiah , dan bebas dari ambisi politis .
Herbert Butterfield dalam buku The Whig Interpretation of History mencoba memberi batasan penilaian yang bisa diberikan oleh sejarawan . Dia mencatat , lepas dari kesalahan penafsiran , sejarawan bertugas untuk memberi argumentasi yang lebih kepada upaya kritik dan moralitas serta menjauhi hasrat untuk menghakimi .
Jika sejarah obyektif adalah peristiwa ( moment ) itu sendiri , maka sejarah subyektif berdekatan dengan penafsir ( interpreter ) yang memberi makna bagi historiografi ( penulisan sejarah ) .
Dalam memahami suatu perbedaan ,cara berpikir seorang sejarawan tentunya sangat berbeda dengan masyarakat umum maupun siswa . Jika seorang sejarawan menanggapi suatu perbedaan merupakan suatu kekayaan maka seorang masyarakat maupun siswa lebih cenderung menanggapi dengan kebingungan bahkan menghakimi tanpa didukung sumber – sumber akurat .
Sejak reformasi 1998 yang ditandai berhentinya Soeharto menjadi Presiden dan merosotnya kekuatan orde baru , muncul gugatan terhadap teks sejarah orde baru . Banyak buku beredar isinya bertentangan dengan versi pemerintah yang selama masa 1965 – 1998 tidak ada tulisan tentang masalah kontroversial ditulis karena berbagai alasan kecuali percaya kepada buku versi orde baru . Akhirnya para guru mengeluhkan sikap siswanya yang menganggap pelajaran sejarah sebagai pelajaran membingungkan . Buku sejarah mengatakan A (tentang sebuah peristiwa ) tetapi media massa justru menyatakan B .
Kenyataan ini disebabkan penulisan sejarah pada masa Soeharto atau kerap disebut rezim orde baru (orba ) dilihat selalu dekat dengan penguasa . Penonjolan peran militer dan pengultusan personal sebagai orang yang paling berjasa bagi negara memenuhi buku – buku sejarah dengan label “ Sejarah Nasional “ .
Dalam masa orba , yang paling bertanggung jawab terhadap penulisan Sejarah Nasional adalah sejarawan akademis . Setiap penulisan sejarah selalu didominasi sejarawan akademis yang terpayungi otoritas keilmiahan sampai kenegaraan .
Hal ini bisa dibuktikan dengan menelusuri proses kelahiran buku Sejarah Nasional Indonesia (SNI ) 6 jilid yang sering disebut buku “ Babon “ . SNI yang diterbitkan tahun 1975 ditengarai banyak sejarawan dibuat sedemikian rupa untuk kepentingan penguasa . Apalagi adanya istilah buku “ Babon “ atau “ Pedoman “ semakin mengukuhkan peran pemerintah . Istilah “ Babon “ atau “ Pedoman “ adalah kewenangan pemerintah yang dapat mengeluarkan kebijakan untuk menetapkan buku mana yang pantas dijadikan acuan bukan sejarawan atau para penulisnya . Terbukti , tanggal 18 maret 1976 Presiden Soeharto menerima dengan resmi 6 jilid buku SNI . Presiden memerintahkan agar buku tersebut di pergunakan di sekolah – sekolah . Buku SNI itu akan dipakai sebagai “ Buku pelajaran diperguruan sekaligus bahan acuan penulisan buku sejarah tingkat sekolah dasar sampai lanjutan tingkat atas ". Berdasarkan SNI itu Nugroho Notosusanto (bersama Yusmar Basri,dari Pusat Sejarah ABRI ) menyunting buku Sejarah Nasional Indonesia , untuk SMP dan SMA.Buku itu diterbitkan oleh Depdikbud bekerjasama dengan Balai Pustaka . Masing – masing tingkatan dibuat menjadi tiga jilid . Dengan rincian jilid pertama untuk kelas I memuat pelajaran sejarah Indonesia jaman pra sejarah dan jaman kuno . Jilid kedua untuk kelas II memuat pelajaran sejarah Indonesia abad ke – 16 sampai abad ke – 19 . Sedangkan jilid ketiga untuk kelas III memuat pelajaran sejarah Indonesia jaman kontemporer .
Sejak awal buku SNI menuai banyak konflik dan kritik . Konflik sudah dimulai dalam lingkungan tim penyusun sejarah ini . Deliar Noer , anggota jilid V , yang ditugasi menulis “ Sejarah Pergerakan Islam , 1900 – 1945 “ , suatu hari dipanggil oleh Nugroho Notosusanto dan diminta mengundurkan diri . Materi sejarah yang ditulis Deliar tidak dimuat sama sekali dalam SNI . Mundurnya Deliar ,kemudian diikuti seluruh temannya pada jilid V , yakni Abdurrahman Surjomiharjo , Thee Kian Wie dan Taufik Abdullah . Taufik Abdullah pun menyatakan buku SNI mengecewakan beberapa penulisnya . Penanggung jawabnya mencetak naskah – naskah yang belum rampung dan belum dikoreksi , tanpa sepengetahuan para penulisnya . Terakhir , “ mundur “ Sartono Kartodirjo , yang keberatan dilibatkan sebagai penanggung jawab materi buku tersebut , terutama SNI jilid VI . Sejak edisi awal sampai edisi ketiga (1982) , nama Sartono memang dicantumkan dalam sampul depan bersama dengan Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto . Belakangan dalam edisi keempat ( 1984 ) ,nama Sartono sudah dihapus .
Diantara keenam jilid buku SNI , buku SNI jilid VI yang paling banyak mendapat kritik dan yang bertindak selaku ketua editor adalah Nugroho Notosusanto . Dari seluruh buku yang dijadikan acuan , buku karya Nugroho sendiri yang paling banyak dipakai , yaitu 17 buku . Tercatat pula 14 artikel Nugroho yang dijadikan referensi penulisan buku ini . Sedangkan artikel dari penulis lainnya tak ada yang melebihi tiga . Walaupun secara ilmiah hal itu tidak salah , tetapi mengesankan bahwa sang penulis lebih banyak menjabarkan pendapatnya sendiri daripada melakukan kajian sejarah yang baru secara utuh .
Dilihat dari penulisannya dan permasalahan – permasalahan yang diajukan , Nugroho menganggap sejarah sebagai suatu cermin masa depan dan bukan menganggap sejarah semata-mata suatu gambaran masa lampau . Dalam penulisan sejarah di Indonesia dikenal tiga jenis atau genre yaitu Sejarah Ideologis , Sejarah Pewarisan dan Sejarah Akademik . Nugroho lebih cenderung ke Sejarah Ideologis seperti Yamin dan Roeslan Abdulgani . Titik tolak yang paling penting dalam jenis sejarah macam ini adalah pencarian arti subyektif dari peristiwa sejarah . Masa lampau dipelajari bukan demi pengetahuan mengenai masa lampau tetapi demi lambang yang bisa digunakan untuk masa kini . Sikap ini jelas tampak dalam karya biografi Yamin dan tulisan – tulisan mengenai sejarah kuno Indonesia . Yamin menggunakan para pahlawan masa lampau sebagai personifikasi bagi “ manusia Indonesia “ yang ideal. Tulisannya mengenai sejarah kuno Indonesia jelas menyarankan agar keagungan yang dilukiskannya itu hendaknya menjadi model sebagai masa depan bagi suatu Indonesia yang baru dan bersatu . Karya – karya Roeslan Abdulgani tidak banyak berbeda dengan karya – karya Yamin . Walaupun lebih halus dalam pembeberan sejarah Indonesia dan lebih banyak menekankan pada priode pergerakan nasional serta perjuangan kemerdekaan . Abdulgani juga berusaha menjelaskan arti simbolik dari pengalaman sejarah . Baginya sejarah merupakan guru yang paling baik yang bisa mengajarkan cara menghindari kesalahan – kesalahan masa lampau dan menikmati keagungan – keagungan masa lampau . Sikap yang sama terdapat dalam tulisan – tulisan Nugroho Notosusanto . Dalam tulisannya yang teoritis ia menolak kemungkinan mencapai obyektifitas sejarah . Ia menekankan nilai edukatif dari sejarah .
SNI jilid VI juga terkontaminasi dengan kehendak politik saat itu yaitu mengangkat kehebatan Soeharto dan memojokkan Soekarno . Selain itu SNI jilid VI banyak dijumpai berbagai propaganda pemerintah Orde Baru .
Dari sudut ilmiah agaknya buku ini akan sulit dipertahankan . “Masalah pokok jilid VI ini adalah ketidakjelasan kerangka acuannya ( frame of work ) ,” kata sejarawan Taufik Abdullah .
Kritik paling tajam datang dari BM Diah di Harian Merdeka 8 april 1976 dan tulisan yang sama dimuat bersambung pada Harian Merdeka 18 – 20 september 1985 . Tulisan ini kemudian dibukukan BM Diah , Meluruskan Sejarah , Kumpulan Karangan , Jakarta : Pustaka Merdeka,1987 .
Perdebatan disekitar pelurusan sejarah hampir seluruhnya hanya berputar disekitar penzaliman yang dilakukan oleh Orde Baru . Dalam konteks sejarah kritis , pelurusan sejarah tidak bisa hanya dilihat secara parsial dan sekedar mengambil salah satu episode dari masa lalu itu untuk melegitimasi eksistensi sesuatu dan untuk menyatakan kebenaran historis .
Bagi sejarawan maupun guru sebagai pembelajar sejarah perlu mensikapi dengan prinsip – prinsip sejarah kritis dalam menghadapi menjamurnya karya – karya yang berhubungan dengan peristiwa G 30 S /PKI ( G 30 S ) . Ada bukti kuat atas terbitnya karya – karya itu hanya tinggal menunggu waktu untuk juga terjebak dalam kesalahan yang sama seperti karya – karya sebelumnya , jika prinsip – prinsip sejarah kritis tidak diterapkan . Bahkan beberapa karya yang ada telah terlibat secara emosional terhadap para korban , sehingga historiografi yang dihasilkan bergerak dari historiografi kritis ke historiografi simpati,dan kemudian ke historiografi empati .
Bagaimanapun juga sejarah adalah soal sudut pandang . Topik yang dibicarakan sebenarnya adalah masalah saat sejarah sebagai persoalan akademis dipindah kemateri pelajaran untuk pendidikan dalam arti subyektif bangsa . tidak seperti pelajaran lain , sejarah tidak hanya memiliki ranah pengetahuan , tetapi juga makna subyektif berbangsa . Artinya ,selain sebagai ilmu yang bekerja secara kritis , sejarah juga bermuatan makna yang dipegang dan nilai yang dianut suatu masyarakat pemilik sejarah itu .Pelajaran Sejarah merupakan sarana untuk memperkenalkan jati diri bangsa , sekaligus menanamkan semangat nasionalisme bagi siswa .
Sebagai rambu – rambu , guru sebagai pembelajar sejarah harus memahami perbedaan pendekatan pada tiap – tiap tingkatan . Untuk SD , sejarah dapat dibicarakan dengan pendekatan estetis .Artinya , sejarah ,diberikan semata – mata untuk menanamkan rasa cinta kepada perjuangan , pahlawan , tanah air , dan bangsa . Untuk SMP , sejarah hendaknya diberikan dengan pendekatan etis . Kepada siswa harus ditanamkan pengertian bahwa mereka hidup bersama orang , masyarakat dan kebudayaan lain ,baik yang dulu maupun yang sekarang. Oleh karena wajib belajar sampai sembilan tahun , jadi meliputi SD dan SMP , diharapkan mereka yang sudah lulus SMP , selain mencintai perjuangan , pahlawan , tanah air dan bangsa , mereka juga tidak canggung dalam pergaulan masyarakat yang semakin majemuk . Kepada anak – anak SMA yang sudah mulai bernalar itu , sejarah harus diberikan secara kritis . Mereka sudah diharapkan sudah bisa berpikir mengapa sesuatu terjadi , apa sebenarnya yang telah terjadi , dan kemana arah kejadian – kejadian itu .
Kemampuan kritis dituntut bagi pembelajar sejarah di tingkat SMA . Sebab tidak ada sejarah tanpa pertanyaan atau permasalahan . Analisis terhadap persamaan dan perbedaan fakta dalam rekonstruksi dan memahami sejarah suatu keharusan akademis . Salah satu pertanyaan itu adalah “ di mana letak perbedaan pendapat yang satu dibanding yang lain “.
Namun , prasyarat untuk melakukan perbandingan perlu dipenuhi . Guru harus memahami peta perbedaan pendapat , guru harus banyak membaca buku – buku atau karya – karya sejarah yang banyak beredar sekarang ini . Hal ini tentu sulit untuk dipenui setiap guru sebagai pembelajar sejarah di saat kesejahteraan guru masih terabaikan . Misalnya ,untuk mengetahui berbagai pendapat tentang G 30 S/PKI ( G 30 S ) , guru harus mempunyai banyak literatur selain versi pemerintah ( SNI jilid VI ) agar guru bisa menjawab berbagai pertanyaan siswa yang kritis untuk memenuhi rasa ingin tahunya kadang juga untuk menguji kemampuan guru .Seringkali pertanyaan itu didapat siswa karena pergaulan siswa dengan elemen masyarakat kritis .
Hingga kini tragedi G 30 S / PKI ( G30 S ) masih gelap meski sudah coba “diungkap “ dalam puluhan buku dan ratusan artikel ilmuwan , politisi dan wartawan barat . Tentang dalang , para penulis umumnya terpecah dalam empat kelompok besar , masing – masing dengan argumentasinya sendiri .
Kelompok pertama meyakini , Partai Komunis Indonesia ada dibelakang G 30S . Seperti termuat dalam SNI jilid VI .
Kelompok kedua meyakini , G 30 S adalah “karya ulung” Soeharto dengan CIA .Seperti yang ditulis Peter Dale Scott dengan judul Te United States and the Overthrow of Soekarno , 1965 – 1967 yang dimuat di Pasific Affairs ( 1985 ).
Kelompok ketiga meyakini , Presiden Soekarno adalah dalangnya , seperti yang ditulis Anthonie CA Dake dengan judul buku Sukarno File , berkas – berkas Sukarno 1965 – 1967 ,kronologi suatu keruntuhan .
Kelompok keempat berpendapat , G 30 S sepenuhnya masalah internal angkatan darat , seperti yang ditulis tiga akademisi Amerika Serikat : Ben Anderson , Ruth Mc Vey, dan Frederick Bunnel yang berjudul Cornell Paper . terbitan yang berjudul asli A Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia .
Versi mana yang mendekati kenyataan , masih diperlukan puluhan tahun lagi . Bahkan Peristiwa G 30 S masih diliputi misteri yang belum terungkap .
Sekarang , keinginan masyarakat khususnya guru dan siswa untuk mendapatkan Buku Sejarah Indonesia yang lengkap dan terpercaya rupanya amat besar .Sejak terbitnya Buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid I-VI ,hingga kini belum ada lagi penulisan Sejarah Indonesia . Setelah 30 tahun ,dari penulisan dan penelitian Sejarah Indonesia ( SI ) baik tesis maupun disertasi telah banyak hal baru yang ditemukan . Dengan demikian penulisan Sejarah Indonesia yang komprehensif (comprehensif study of history ) yang baru sudah menjadi tuntutan jaman .
Gagasan untuk merancang penulisan Sejarah Indonesia mulai dilakukan tahun 2002 . Tim penulis para sejarawan dan sejumlah pakar ilmu sosial – politik lain mulai bekerja sejak tahun 2003 dan diharapkan selesai tahun 2006 .
Penulisan buku Sejarah Indonesia yang direncanakan terdiri dari delapan jilid dari masa Prasejarah sampai masa Reformasi . Tim penulisnya dibagi atas (a) editor umum,yaitu Prof Dr Taufik Abdullah dan Prof Dr AB Lapian ; (b) editor jilid berjumlah 16 orang (tiap jilid terdiri terdiri dari dua editor jilid ) ; dan (c) penulis berjumlah sekitar 70 orang .mereka umumnya dari perguruan tinggi , berasal dari Banda Aceh sampai Jayapura .
Setiap nama penulis akan dicantumkan pada setiap bab yang ditulisnya .Dengan kata lain , tanggung jawab penuh berada pada dirinya sendiri .Editor jilid dan editor umum bertugas untuk menyerasikan isi yang mungkin akan bertumpang tindih .Hak cipta berada pada penulis yang bersangkutan .
Pemaparannya bersifat ensiklopedis tanpa teleologi yang menjurus ke satu tujuan .Yang penting adalah mengisi khazanah sejarah kita dengan segi – segi yang cenderung terlupakan .Pemerintah hanya memberikan fasilitas ,tetapi kerangkanya juga dibuat oleh para sejarawan .Dalam hal ini pemerintah tidak ikut campur tangan dalam penentuan isi . Isinya mencakup sejarah olah raga , sejarah ilmu pengetahuan ,sejarah arsitektur,sejarah perikanan ,sejarah tenaga kerja ,sejarah penyelengaraan haji ,sejarah seni lukis ,dan sebagainya .Penulisannya tidak hanya berfokus pada pada sejarah di Jawa dan Sumatera juga dari sudut teori dan metodologi penulisan penulisan sejarah yang semakin dinamis .
Taufik Abdullah ,editor umum SI , berulang kali menegaskan bahwa buku SI benar – benar merupakan buku baru dan meminta agar jangan menganggapnya sebagai pengganti buku SNI . Kedua buku ini berbeda dan tidak ada kaitannya .SI bukan revisi dari buku sejarah yang pernah ada .Buku SNI biar jadi sumber sekunder , bahan bacaan ,dan punya hak hidup sendiri . Buku SI lebih menekankan pada kelengkapannya dan lebih bersifat ensiklopedis,sebuah studi komprehensif tentang sejarah Indonesia .
Banyak fihak berharap sejarah akan kembali menjadi milik masyarakat ,bukan negara ,dan bukan sebagai hegemoni penguasa ,tetapi sebagai jati diri personal , masyarakat lebih – lebih sebuah bangsa .Sehingga cukup diperlukan Sejarah Indonesia .Dan pada akhirnya historiografi Indonesia menjadi benar – benar bermanfaat dan menjadi media pencerahan bagi masyarakat di kekiniannya yang akan segera menjadi masa lalu itu sekaligus untuk mengantar mereka melangkah ke masa depan yang lebih cerah .

Pak Sumantri

PAK SUMANTRI
Oleh :Drs.Yani Santoso
email: yanisantoso@ymail.com


Cerpen ini pernah dimuat di majalah Media Bulan Mei 2005

Sudah bertahun – tahun kebiasaan seperti ini dilakukan Pak Sumantri.Berdiri dekat tiang besar terbuat dari tembok di teras depan sekolah .Matanya menatap setiap murid yang datang dan membalas anggukan kepala dari pengantar yang menghormatinya. Murid – muridpun menghampiri dan mencium tangannya .
Begitu bel tanda masuk berbunyi , Pak Sumantri bergegas masuk ruang guru untuk mengambil tas dan menuju lantai 3 dengan langkah tidak seringan dulu , waktu awal – awal mengajar di sekolah ini 25 tahun yang lalu . Pak Sumantri masuk kelas 6 berdiri di posisi tengah kelas dan disambut doa pembuka serta penghormatan murid.Saat-saat seperti ini dirinya merasa diperlakukan seperti manusia terhormat dan sepertinya murid-muridnya berharap harta tak ternilai berupa ilmu pengetahuan dari Pak Sumantri . Harta yang bisa merubah status soaial ekonomi manusia tetapi tidak merubah status ekonomi Pak Sumantri .Status sosial Pak Sumantri memang terpandang tetapi status ekonominya sampai sekarang belum menunjukkan kemajuan .
Dua puluh lima tahun sudah karier sebagai guru sekolah dasar swasta di jalaninya. Cita-citanya sebagai guru negeri tidak pernah kesampaian bukan karena Pak Sumantri tidak cakap tetapi Pak Sumantri korban dari jaman yang penuh permainan uang dan kekerabatan .Saat jaman berubah usia Pak Sumantri sudah tidak memenuhi syarat untuk menjadi guru negeri . Pak Sumantri tetap Pak Sumantri guru kurus , pintar yang selalu ikhlas mengajar .Sudah banyak murid terbuka jalan hidupnya .Berbagai profesi sudah disandang muridnya .Kesuksesan materi banyak yang direngkuh muridnya .Pak Sumantri tetap Pak Sumantri guru yang selalu membanggakan muridnya yang berhasil dan akan meneteskan air mata bila muridnya hidupnya susah.
Sekarang usia Pak Sumantri mencapai 52 tahun tetapi penampilannya sudah lebih tua dari usianya .Diraut wajahnya nampak guratan – guratan ketuaan seakan menanggung beban hidup yang amat berat .Di tengah kondisi ekonomi yang sulit ,Pak Sumantri bekerja sendiri .Istrinya disibukkan dengan urusan merawat anak dan rumah tangganya. Pak Sumantri benar-benar tiang rumah tangga . Anaknya tiga ,belum ada yang bekerja bahkan yang paling tuapun masih duduk di sekolah kejuruan pinggiran kota .Anak kedua dan ketiga masih duduk di sekolah dasar .Waktu baru lulus sekolah guru Pak Sumantri jadi guru di desa terpencil hingga larut dalam tugas dan terlambat menikah .
Saat istirahat , Pak Sumantri tampak termenung seakan ada masalah yang disembunyikan . Diajak bicara rekan gurupun dijawabnya sekedar basa-basi.Pak Sumantri memang pandai menyembunyikan perasaannya .”Pak Sumantri ditunggu ibu Kepala Sekolah “kata bu Wati tata usaha sekolah .”Baik, bu jawabnya .Pak Sumantri bergegas menuju ruang kepala sekolah . Diceritakanlah masalah kontrak rumah yang harus segera dibayarnya .Pak Sumantri mendapat pinjaman yang harus diangsur 12 kali .Pak Sumantri bergegas keluar menuju kelas enam .Murid- murid menunggu guru kesayangannya .Pak Sumantri mengajar dengan bersemangat sambil melupakan beban hidup yang menghimpitnya .Segala kemampuannya dikerahkan agar murid mudah mengerti isi pelajaran yang disampaikan .Pak Sumantri memandang murid-muridnya sambil tersenyum puas tanda keberhasilan mengajarnya .
Saat sekolah usai Pak Sumantri bergegas ketempat parkir sepeda motor guru mengambil sepeda motor miliknya yang warnanya sudah memudar .Seolah – olah ada yang harus cepat disampaikan kepada istrinya . Sesampainya di rumah , uang pinjaman dari sekolah langsung diberikan kepada istrinya untuk secepatnya disampaikan ke pemilik rumah .Tanpa sempat berlama- lama istirahat Pak Sumantri siap memberi tambahan pelajaran ,Pak Sumantri memberi tambahan pelajaran tanpa menentukan besarnya biaya bulanannya .Waktu untuk keluarga dilaluinya sambil koreksi .Sampai larut malampunpersiapan mengajarnya dikerjakan dengan baik .Kelelahan demi kelelahan tidak pernah dirasakannya .Semua hidupnya dicurahkan untuk murid dan sekolah .Kemajuan murid dan sekolah selalu dipikirkannya sampai terbawa mimpi.
Hari ini Pak Sumantri tidak berdiri diteras depan seperti biasanya .Pak Sumantri duduk sambil memijit-mijit kepalanya di ruang guru .Semalam Pak Sumantri cerita sama istrinya kalau badannya capek dan pusing .
Bel tanda masuk sekolah berbunyi ,Pak Sumantri beranjak dari tempat duduknya sambil menenteng tas tuanya .Jalannya tidak seperti kemarin .Perlahan –lahan sambil berpegangan pada pegangan tangga . Pak Sumantri memaksa dirinya berdiri diposisi tengah kelas dan disambut doa pembuka dan penghormatan .Disembunyikannya rasa sakitnya agar muridnya bisa menerima pelajarannya dengan baik . Tanpa terasa waktu istirahat tiba .Pak Sumantri berjalan perlahan-lahan .Sesampainya di lantai 2 ,badan Pak Sumantri tertabrak Donni anak kelas enam yang berkejar-kejaran dengan Indra .Pak Sumantri jatuh berguling – guling .Badan,tangan dan kakinya tak bisa digerakkan .Jeritan murid-murid mengundang guru-guru yang sedang istirahat langsung membubarkan diri danmemberikan pertolongan . Pak Sumantri diangkat guru-guru dan dimasukkan kedalam mobil antar jemput sekolah untuk segera dibawa ke rumah sakait umum .
Sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter ,ibu Kepala Sekolah dan guru-guru yang mengantar tanpa terasa meneteskan airmata .Dokter menyatakan Pak Sumantri terkena stroke .Ibu Kepala Sekolah tak kuasa menahan tangisnya .Dari kejauhan nampak ibu Sumantri menuntun Wahyu anak ketiganya berjalan cepat menghampiri ibu Kepala Sekolah.Keduanya tanpa bisa berkata-kata , menangis sambil berpelukan .
Sudah seminggu Pak Sumantri di rumah sakit .Berbagai macam obat dan suntikan sudah diberikan tetapi tanda-tanda kesembuhan belum tampak .Biaya semakin membengkak dan pihak yayasan tidak menanggung seluruh biayanya .Simpati rekan kerja dan wali murid sedikit meringankan . Ibu Sumantri menangis tak henti – henti .Ibu Sumantri mulai kebingungan biaya.Dua mantan murid berpakaian rapi menghampiri dan menjabat tangan ibu Sumantri .Dua mantan murid yang aroma wewangiannya menyegarkan ,mendekat dan memegang tubuh Pak Sumantri yang tergolek tidak berdaya.Diusapnya kening Pak Sumantri dengan rasa sayang .Pak Sumantri tersenyum memandang dua mantan muridnya .

Senin, 11 Agustus 2008

KEHAMPAAN JIWA SANG KORUPTOR

R E S E N S I

JUDUL NOVEL : K O R U P S I
PENGARANG : PRAMUDYA ANANTA TOER
PENERBIT : MAJALAH KEBUDAYAAN “ I N D O N E S I A “
No. 4 TH Ke V- April 1954. (edisi khusus)
B.M.K.N.
TAHUN TERBIT : 1954
HALAMAN : 80 (HAL 165 – HAL 245)


Oleh : Yani Santoso (jemblonk) yanisantoso@ymail.com


KEHAMPAAN JIWA SANG KORUPTOR


“Rupa-rupanya sekali telah melangkahkan kaki di gelanggang korupsi , orang tak ada melihat jalan kembali .Ingin aku mengetahui bagaimana tingkah lakuku pabila mendapat kesempatan menjadi menteri yang bertugas untuk memberantas korupsi .Pasti ini merupakan peperangan yang hebat tetapi lebih banyak memerangi keluar dan melindungi kedalam .Atau mungkin juga harus cepat-cepat angkat kaki dari jabatanku , atau mempergunakan kesempatan itu untuk menolong diri sendiri .Tetapi yang akhir ini aku kira tidak mungkin ,karena akhirnya jiwa tambah kacau balau dan mungkin dalam sebentar waktu terus menjadi gila dan mati di rumah sakit Grogol sebagai binatang ajaib yang bisa bicara.”(hal 220).
Lima puluh empat tahun yang lalu Pram tentunya juga seperti masyarakat Indonesia lainnya sudah gerah melihat korupsi .Dengan kepiawaiannya, Pram menyoroti korupsi dilingkungan pegawai negeri.Semua masyarakat tahu kalau profesi pegawai negeri bukanlah profesi yang menjajikan kekayaan berlimpah bahkan bagi pegawai negeri golongan rendah malah banyak yang hidup kekurangan.Kenyataan mengatakan lain ,pegawai negeri erat hubungannya dengan kekuasaannya mempunyai potensi untuk melakukan korupsi .Setiap korupsi selalu dimulai dari yang kecil dan menggelinding bagai bola salju menjadi besar sekaligus menggelincirkan orangnya menjadi koruptor.
Cerita dimulai dari keluarga pasangan Bakir dan Mariam dengan keempat anaknya , Bakri , Bakar , Badri dan Basirah .Dua puluh tahun sudah Bakir mengabdi menjadi pegawai sejak dari magang sampai jadi pegawai negeri .Menjadi seorang pegawai negeri adalah impiannya sejak remaja karena bakal terhormat dan bisa menjadi pejabat .Tetapi kenyataan berkata lain setelah dua puluh tahun mengabdi hidup Bakir tidak beranjak dari kekurangan .
Himpitan ekonomi , pengaruh gaya hidup mewah dan lemahnya sistem hukum menyebabkan timbulnya niat korupsi bagi orang yang lemah iman tetapi mempunyai kesempatan dan kekuasaan untuk melakukan korupsi .
Bila niat dan kemauan korupsi sudah muncul segala macam nasihat orang yang dicintaipun diabaikan dan justru dianggapnya sebagai penghalang untuk melaksanakan niat korupsinya .Seperti yang dialami Bakir.Istrinya tak henti- henti mengingatkan “kalau benteng kejujuranmu telah tembus untuk pertama kali ,ia mulai mengurus dengan suara berdaulat , engkau akan menyerah .Terus menyerah pada nafsu-nafsumu dan engkau tidak akan memiliki bentengmu lagi .Cuma tenaga diluar dirimu saja yang bisa menolongmu “.Hanya satu yang ditakuti Bakir yaitu media massa .Saat itu media massa yang popular hanyalah surat kabar .Bakir ngeri membayangkan namanya terpampang dalam surat kabar . Surat – surat kabar itu bisa berkaok-kaok Sampai- sampai Bakir berpikir alangkah baiknya kalau di dunia ini tidak ada surat kabar selembarpun .Dan seandainya Bakir berkuasa ia akan bertindak menjadi dictator yang melarang tiap tulisan yang menentang kemauannya .
Di era itu cara- cara korupsi yang digunakan tidak jauh berbeda dengan cara- cara sekarang .Mulai dari menjual barang-barang kantor , memalsukan kwitansi , minta komisi sampai memalsukan harga .
Mulanya korupsi selalu memberikan kemewahan dan perubahan gaya hidup termasuk Bakir yang hidup bergelimang kemewahan dan memasuki pergaulan- pergaulan baru ,tetapi setelah itu kehampaan-kehampaan jiwa dan ketakutan- ketakutan selalu mengejarnya .
Korupsi bukanlah sekedar hidup mewah ,ada sesuatu yang harus ditebus dengan penyiksaan batin dan jiwa merana seperti yang diungkapkan Bakir :inilah duniaku yang sempit ini.Inilah jantungku yang terus menggigil oleh ketakutan dan kecurigaan ..Mengapa aku harus hidup dalam ketakutan dan kecurigaan ?Memang untuk memperoleh uang dan kemewahan ini aku telah kehilangan segala-galanya .Juga harapan orang tuaku dahulu beserta pendidikannya kini telah lenyap !yang tinggal hanya kesempatan untuk memulai jalan baru kembali tetapi untuk itu umurku yang telah tua ini tidak memungkinkan .
Waktu kujengukkan kepalaku keluar jendela , nampak mobilku yang tadinya menjadi kebanggaan yang tiada tara kini mengeram kaku seperti ayam kena flu burung. Aku jijik melihatnya , jendela kututup dan kurebahkan kembali badan di ranjang .Untuk memiliki segumpal logam itu aku sudah mengorbankan hidupku juga .Aku akui kini :aku kalah!aku salah ! Isteri dan anak- anakku yang benar .Mereka benar sekalipun tidak
memuja kebenaran itu dan mempropagandakannya kepadaku .Dan untuk menyaksikan kebenaran mereka itu aku harus jadi begini!
Bakir merasakan semua harus ada tebusannya .Harga tebusannya tidak murah ,batin yang tersiksa , jiwa yang tersayat dan harga diri yang berada di titik nol .Penyesalan memang datangnya diakhir .Bau bangkai tidak bisa ditutupi dan tambah lama ditutupi baunya semakin menyengat .Seorang koruptor tidak bakal dengan mudah dijerat hukum .Kepiawaian dan segala kelicikan pastilah digunakan untuk menghilangkan segala bukti yang ada .Hanya ada satu kekuatan yang bisa menyeretnya hingga tergelincir dan mengantarkannya ketempat gelap , pengap, sempit dengan jeruji- jeruji besi nan kokoh. Semua orang tidak mencita-citakan untuk tinggal didalamnya bahkan kalau kuasa menolak diberi mimpipun tidak mau tinggal di tempat itu .
Bakir tertangkap akibat uang palsu dan menyeret pengakuan korupsinya .Bakir merenung ditengah dinding sempit penjara .Mariam istrinya menjenguk dan berkata “Engkau,katanya bagaimanapun juga adalah suamiku .Biarlah aku dan anak-anakmu tak engkau ajak bersenang ,tetapi didalam duka ini engkau tetap suamiku ,engkau tetap ayah dari anak-anakmu .Setidak-tidaknya engkau telah memberi contoh yang tepat pada anak-anakmu apa sesungguhnya yang tidak boleh diperbuat “.
“KORUPSI” memang layak menjadi bahan diskusi .Membaca novel “KORUPSI”di saat tepat seperti sekarang ini merupakan wawasan berharga untuk memperkaya batin dan iman rekan – rekan sejarah 1984 yang sedang mendapat amanah menduduki jabatan tertentu atau rekan-rekan sejarah 1984 lainnya yang sedang menapak untuk meraih jabatan agar senantiasa ingat akan arti pengabdian dan selalu berdoa agar dijauhkan dari segala macam godaan yang bisa menjerumuskan menjadi kehinaan .

Sabtu, 09 Agustus 2008

Selamat dan Sukses buat Yani Santoso

Oleh Admin


Selamat dan Sukses buat Yani Santoso

Kami keluarga besar FKAS 1984 mengucapkan "Selamat atas keberhasilan Yani Santoso membuat email yanisantoso@ymail.com semoga bermanfaat".

Kontroversi Biografi Bungkarno

Diposting oleh Admin

Untuk melihat bagaimana kontroversi biografi bung karno dapat diklik:
http://jadul.blogspot.com/2007_07_26_archive.html

Minggu, 03 Agustus 2008

Jelang Romadhon 2008

Oleh Admin

Untuk persiapan menyambut Romadhon 2008, bagi yang belum menyaur hutang puasa masih ada waktu. Usia kita selalu berkurang, mulai detik ini kita berniat untuk memanfaatkan sisa umur kita untuk takarrub kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.


Selamat Menyambut Romadhon 2008

Profile Ani Wahyu Indarasati

Dirangkum ole Admin

Ini baru kawan !!!

Profile Ani Wahyu Indarasati


Ani Wahyu Indarasi, yang sering dikenal Ani (seperti lagunya Rhoma), adalah sosok alumni sejarah 1984 yang tergolong sukses dalam karier dan pendidikan putra-putrinya.
Ani Wahyu Indarasati sekarang sebagai PNS guru di SMPN 19 Malang, yang sebentar lagi akan menyelesaikan sertifikasi guru. Beliau dipercaya sebagai koordinator berbagai kegiatan antara lain kesiswaan, kesenian, pranata cara dll. Untuk melihat kiprah Ani Wahyu Indarasati dapat diklik http://smpn19malang.multiply.com/

Di sebelah kanan nampak foto Ani Wahyu Indarasati dan Putranya yang pertama NANDA





Ani Wahyu Indarasati sejak tahun 1986 sudah menikah dan telah dikaruniai dua anak yaitu NANDA yang sekarang sedang menempuh pendidikan S-1 Hubungan Internasional-Universitas Negeri Jember (HI-UNEJ) pada semester 5, sedangkan anak kedua bernama DINDA siswa sebuah SMA Negeri di Malang pada kelas XII.


Di di bawah ini nampak foto DINDA putri kedua dari Ani Wahyu Indarasati



Untuk menghubungi Ani Wahyu Indarasati dapat menelepon HP 03418177985 dengan alamat Jl. Kebonsari III No. 24 B. Email: ani_wi@ymailcom
Jika ditempuh dari terminal Arjosari dapat memanfaatkan jasa angkot len AG dan minta turun di Kebonsari Gang III. Di sebelah utara Kebonsari inilah ada Universitas Kanyuruhan, yang sudah dikenal di seluruh Jawa Timur dengan program S-1 dan S2 Kanyuruhan.

Keberhasilan SMPN 19 Malang dapat dilihat pada link web di bawah ini:
http://f.bestsupercars.com/r05/smpn_19_malang.html